Xavi Buktikan Kualitas Barca dengan Memenangkan Piala Super Champion

Xavi Hernandez boleh pernapas lega. Pasalnya Barcelona telah berhasil mengangkat trofi perdananya sekaligus mengklaim trofi perdananya sebagai pelatih Barcelona.

Trofi yang diraih Xavi adalah Piala Super Champion. Yang membuat Xavi makin tersenyum adalah, di final perebutan Super Champion, La Blauragana, julukan Barcelona, menghadapi rival abadi mereka Real Madrid.

Barca bermain seperti Barca seharusnya

Di babak pertama, meski Los Galacticos bermain di Santiago Bernabeu, mereka seperti kebingungan menghadapi pola serangan La Blaugrama.

Mereka memainkan tiki taka yang mematikan. Operan pendek yang dibarengi pemain lain yang bergerak meski tidak menerima umpan, sudah membuat para pasukan Los Galacticos kalang kabut.

Beberapa kali penyerang La Blaugrama dengan mudah meringsek ke jantung pertahanan Real Madrid. Sayangnya di 30 menit pertama, upaya Barcelona untuk mencetak gol masih bisa dipatahkan.

Hal itu dikarenakan pertahanan Real Madrid sedang solid. Selain itu, penyerang Barca juga nampak gagal memanfaatkan beberapa peluang emas yang terjadi.

Peluang emas yang terjadi antara lain Lewandowksi yang menendang bola di saat yang tepat, namun bola malah membentur mistar gawang. Bola yang memantul kemudian disambut oleh pemain Barca dan rupanya hal itu malah membuat bola melayang ke atas mistar.

Gavi yang fenomenal

Gavi, pemain muda Barcelona yang berusia 18 tahun, membuat gebrakan luar biasa dengan menjaringkan bola di gawang Tibaut Curtois di menit ke-33 babak pertama. Ia sukses menerima operan jitu dari Robert Lewandowski yang berhasil memanfaatkan peluang Gavi akan maju ke depan.

Proses berlangsungnya gol pun juga benar-benar memanfaatkan kesempatan emas. Melihat dua defender Madrid masuk sedikit agak ke dalam, Lewandowski lalu memberikan umpan penjuru yang disambut Gavi. Gol pertama tercipta dengan mudah di menit ke-45

Gol kedua juga terjadi dengan Gavi yang membaca celah. Gavi tang menerima umpan terobosan dari tengah lapangan, bergerak maju hingga ke kotak penalti.

Melihat Lewandowski yang hanya dijaga Antonio RĂ¼diger seorang dan berada di posisi tepat, Gavi dengan segera memberikan umpan silang. Bola disambar Lewandowski dan gol kedua Barcelona terjadi.

Tak hanya itu, Gavi juga berjasa dalam memberikan umpan yang akhirnya berbuah gol. Sebelumnya, Lewandowski terlihat membawa bola. Ia lalu memberi umpan ke pinggir pada Gavi yang lalu oleh pemain muda itu diumpankan silang dan diterima dengan manis oleh Pedri di menit ke-69.

Gol penghiburan

Real Madrid memberikan gol hiburan di menit ke-93. Gol yang dicetak oleh Karim Benzema tersebut berawal dari tendangan Benzema yang memantul di mistar gawang lalu olehnya disambut sendiri dengan tendangan keras hingga masuk ke gawang Barcelona.

Gol Madrid yang dilakukan Benzema adalah satu-satunya gol yang tercipta untuk Madrid. Seharusnya Barcelona bisa menang lebih dari tiga gol. Akan tetapi, upaya penyelamatan yang luar biasa dilakukan oleh Thibaut Courtois.

Courtois yang merupakan mantan kiper Chelsea itu seolah diuji di menit-menit awal ketika dia harus bisa membuat jalur tendakan Lewandowski berbelok. Jangan lupakan juga upata Ousmane Dembele yang sama-sama digagalkan oleh Courtois.

Selain itu, ia telah beberapa kali menggagalkan tembakan demi tembakan Barcelona yang terarah. Seandainya Courtois, mungkin kemenangan Barcelona akan menjadi kemenangan yang terbesar sepanjang sejarah Super Champion antara Barcelona melawan Real Madrid.

Mengapa Madrid keok?

Pertanyaan ini mungkin bisa dijawab dengan gamblang jika menilik performa luar biasa dari seorang Gavi. Gavi adalah pemain yang mampu menciptakan peluang.

Real Madrid tidak mampu menangani kecemerlangan Gavi yang memiliki naluri tajam dalam menciptakan peluang entah dia yang mengeksekusi gol atau orang lain dari assistnya. Dua assist yang diciptakannya adalah bukti bahwa ia memang salah satu pemain yang jenius.

Di samping itu pencapaian Gavi yang membuat dua assist dan satu gol di final kemarin adalah rekor yang ia pecahkan sebagai pemain termuda yang melakukan itu setelah Xavi.

Kedua, Barcelona semakin matang dalam melakukan tiki taka. Xavi memang sebelumnya dipandang sebagai manajer yang tidak bisa membawa arah perubahan. Tetapi pertandingan final kemarin adalah bukti bahwa taktinya semakin matang dan bisa diikuti oleh pemain Barcelona yang lain.

Ciptakan peluang emas dengan bergabung bersama 188Bet sebuah situs taruhan terbaik yang membantu Anda meraih kemenangan besar tiap harinya!

Scroll to Top
Scroll to Top